Seperti diketahui, penyakit Chikungunya
disebabkan Alphavirus dari keluarga Togaviridae. Virus itu ditularkan
melalui nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk yang sama juga
menularkan penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Meski
masih bersaudara dengan demam berdarah, penyakit ini tidak mematikan.
Gejala utama terkena penyakit chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa
demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu
gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul
rasa sakit pada tulang-tulang, ada yang menamainya sebagai demam tulang
atau flu tulang.
Virus yang
ditularkan nyamuk Aedes aegypti ini akan berkembang biak dalam tubuh
manusia. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di
daeah endemis.
Secara mendadak
penderita akan mengalami demam tinggi selama lima hari sehingga dikenal
istilah demam lima hari. Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak,
kulit kemerahan. Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5 hari. Mata
biasanya merah disertai tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak
kejang demam.
Pada anak yang lebih besar, demam
biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi
pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi
dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara
karena rasa sakit bila berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai
muntah.
Pada umumnya, demam pada anak
hanya berlangsung selama tiga hari dengan tanpa atau sedikit sekali
dijumpai perdarahan maupun shock. Bedanya dengan demam berdarah dengue,
pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun
kematian. Dengan istirahat cukup , obat demam, kompres, serta antisipasi
terhadap kejang demam, penyakit ini biasanya sembuh sendiri dalam tujuh
hari.
Berbeda dengan demam berdarah,
penyakit ini tergolong demam ringan dan tidak menimbulkan kematian.
Demam Chikungunya ditandai dengan demam tinggi disertai nyeri sendi dan
otot, disusul dengan bintik-bintik merah di sekujur tubuh. Kadang-kadang
penderita mual dan muntah-muntah. Penyakit ini biasa ditemukan di
Afrika, India, dan Asia Tenggara. Selain pada manusia, juga mnyerang
binatang, seperti kera, burung, dan lain-lain.
Sejauh
ini, belum ditemukan obat antivirusnya, akan tetapi para ilmuwan
terus-menerus meneliti di laboratorium untuk menangkal penyakit ini.
Penyakit ini dapat dicegah dengan menghindari gigitan nyamuk yang
menularkan penyakit itu dan sudah tersedia vaksin pencegahannya.
Penyakit
yang gejalanya mirip demam berdarah dengue (DBD) ini tidak fatal.
Penderita bisa sembuh dalam beberapa hari dengan istirahat yang cukup,
banyak minum air dan makan makanan bergizi. Obat-obatan yang diberikan
pun biasanya hanya untuk mengurangi gejala saja, seperti penurun panas
dan penghilang rasa nyeri.
Penyakit
ini bersifat self limiting disease dan bisa sembuh sendiri, termasuk
gejala kelumpuhan sementara, asalkan kondisi fisik dipulihkan. Namun
yang lebih penting lagi adalah untuk memutuskan siklus penularan
penyakit ini dengan cara membasmi nyamuk-nyamuk tersebut.