Ayo Dukung Serginho Van Dijk dkk di Vietnam

Inilah jadwal Timnas Indonesia saat berlaga di AFF Suzuki Cup 22 November-22 Desember 2015 di Vietnam dan Singapura.

Presiden Curhat di Twitter Tentang Megawati

Ia mengklaim selama 10 tahun ini ia sudah berupaya untuk menjalin komunikasi lagi dengan Mega namun Allah belum mengizinkan.

Pemerintah: Pilkada Tak Langsung Sesuai UUD 1945

Pernyataan pemerintah disampaikan oleh Pelaksana Tugas Dirjen Perundang-undangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mualimin Abdi. Mualimin memberikan keterangan saat UU Pemda dan UU Penyelenggara Pemilu diuji materi oleh Forum Kajian Hukum dan Konstitusi yang menginginkan pilkada dilaksankan melalui DPRD.

Profil Universitas Negeri Yogyakarta

Univeristas Negeri Yogyakarta (UNY) adalah Universitas "pecahan" dari Universitas Gadjah Mada.

Anis Matta: Kita Menangkan Empat Pertarungan

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta, kembali menegaskan bahwa partai Koalisi Merah Putih masih solid. Kemenangan pertarungan keempat di parlemen yang salah satunya adalah mengenai RUU Pilkada yang telah diputuskan untuk dipilih melalui DPRD.

Sabtu, 29 Maret 2014

"Perokok Sosial" Sama Berbahayanya dengan Perokok Berat

 

Kompas.com - Mereka hanya merokok pada kesempatan tertentu, terutama saat sedang bersosialisasi dengan teman. Para perokok tersebut sering disebut dengan "perokok sosial". Meski frekuensi merokok mereka tergolong jarang, nyatanya bahaya kesehatannya sama saja dengan perokok berat.

Para ilmuwan sampai saat ini tidak menemukan batasan "aman" dari merokok. Dengan kata lain, sering merokok atau merokok kadang-kadang memiliki efek buruk pada tubuh, bahkan hingga tingkat sel.

Selain merusak paru, risiko kesehatan yang mengancam antara lain:

- Gangguan kesuburan
Menghisap rokok akan membuat rahim mengalami penuaan lebih cepat, mengganggu produksi estrogen dan merusak DNA sel telur. Hal ini akan memicu gangguan kesuburan dan menopause lebih dini.

- Kanker payudara
Zat-zat beracun pada rokok akan mendorong sel-sel payudara berubah menjadi kanker. Sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal National Cancer Institute menyebutkan, wanita perokok beresiko kanker payudara 24 persen lebih tinggi dibanding yang bukan perokok.

- Kanker kolon
Risiko seorang wanita terkena kanker kolon akan meningkat dua kali lipat dibanding risiko pada pria, jika mereka memiliki kebiasaan merokok.

- Kerusakan DNA
Meski hasil pemeriksaan rontgen paru para perokok sosial menunjukkan hasil yang normal, ternyata ketika diperiksa hingga level sel terjadi perubahan sel-sel menjadi prakanker.

Banyak perokok sosial yang berdalih mereka hanya merokok beberapa batang dalam seminggu. "Saya cuma merokok saat hang out dengan teman," begitu alasannya. Padahal, frekuensi sosialisasi tanpa disadari cukup sering. Selain itu penelitian menunjukkan, rokok ternyata lebih menimbulkan kecanduan dibanding dengan heroin atau kokain. Tak heran jika mereka juga beresiko tinggi terkena penyakit.

Kamis, 27 Maret 2014

Puing MH370 Ada di Atas Gunung Api Bawah Laut

Puing MH370 Ada di Atas Gunung Api Bawah Laut 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Kluster puing-puing diduga Malaysia Airlines MH370 berada di atas sebuah rangkaian gunung api bawah laut raksasa yang kompleks medannya nyaris tidak terpetakan. Hal itu diungkapkan oleh seorang ahli geologi laut Australia. seperti dikutip Sidney Morning Herald.
Robin Beaman, dari Universitas James Cook, mengatakan sangat sedikit dasar laut di selatan Samudera Hindia, termasuk di zona pencarian MH307, yang telah dipetakan dengan rinci sehingga setiap upaya mengambil reruntuhan pesawat itu akan membutuhkan pemetaan 3D (tiga dimensi) yang ekstensif, kemungkinan oleh kapal-kapal berperalatan pendeteksi bawah air atau multibeam echo sounders.
Namun Australia tidak lagi mempunyai kapasitas untuk memetakan kedalaman 3.000 meter yang merupakan rata-rata kedalaman di area pencarian, karena satu-satunya kapal milik pemerintah Australia yang mampu melakukan pemetaan semacam itu, yaitu RV Southern Surveyor, sudah dinonaktifkan Desember lalu.
Pengganti kapal riset itu tengah dibuat di Singapura dan masih harus menjalani uji lautan, kata Dr Beaman. "Ini sungguh masa yang tidak tepat. Australia tak mempunyai kapabilitas untuk memetakan kedalaman-kedalaman seperti ini,'' kata dia.
Multibeam echo sounders mengirimkan pancaran pulsa (denyut suara) ke arah dasar laut dan setelah itu energi akustik dipantulkan kembali sebagai data kedalaman dasar laut langsung ke kapal dan di sisi lainnya dalam pola yang disebut swath atau petak.
Beaman mengatakan bagian puing pertama yang dijejak satelit DigitalGlobe 16 Maret lalu berlokasi sekitar 60 km sebelah barat daya zona aktif Punggungan Hindia Tenggara, sebuah rangkaian gunung api bawah laut yang membentang dari barat daya Australia sampai di bawah Selandia Baru.
Objek satunya lagi yang dilihat pesawat Tiongkok berada sekitar 180 km barat daya punggungan samudera tersebut, sedangkan objek diduga puing yang dilihat sebuah pesawat Australia hari Senin lalu berada sekitar 200 km sebelah timur laut dari punggungan samudera ini.
"Pada sayap-sayap punggungan yang besar kemungkinan di mana zona kecelakaan terjadi, hampir tidak ada pemetaan yang terlepas dari jalur penerbangan yang ganjil itu,'' kata dia.
Kompleks medan punggungan yang puncaknya bertinggi puluhan meter, akan menyulitkan penjejakkan puing apa pun, tanpa bantuan peta yang benar dan kapal-kapal bawah laut yang terbiasa beroperasi di daerah terpencil. "Tak bisa lain harus dipetakan kembali,'' kata Beaman.
Kelompok-kelompok riset internasional telah menyelenggarakan beberapa survei dasar laut di kawasan itu dengan menggunakan multibeam echo sounders guna menghasilkan peta 3D dasar laut, namun dua survei terakhir dilakukan hampir 20 tahun lalu yang itu pun menggunakan teknologi yang sudah usang.
Survei-survei ini memetakan beberapa area yang lebarnya sekitar 70 km, sedangkan kapal-kapal riset lainnya mengumpulkan detail di dasar laut ketika berlayar dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain, namun lintasan yang dipetakan kapal-kapal itu hanya selebar 10 sampai 20 km. "Akan sangat tidak mungkin puing-puing itu jatuh di zona-zona paling sempit yang memiliki lebar 10 sampai 20 kilometer,'' kata dia. "Anda meninggalkan celah-celah ratusan kilometer jauhnya di mana tak ada pemahaman mendalam soal seperti apakah medan dasar laut itu," ucap Beaman.
Dr Beaman mengaku tidak kaget mendapati sebuah area di perairan terbuka yang dalam dan begitu jauh dari daratan atau rute pelayaran reguler, tidak dipetakan secara detail. "Anda harus menempatkan upaya Anda ke tempat yang paling dibutuhkan," kata dia.
Juru bicara Departemen Pertahanan Australia mengatakan kendati area pencarian ada dalam cakupan wewenang pemetaan dari lembaga pemetaan laut Australian Hydrographic Service, area itu tidak dipetakan sangat detail karena amat dalamnya lautan ini sehingga berisiko untuk kapal-kapal, demikian Sidney Morning Herald. (ant)

Di Koran Belgia, Obama dan Istrinya Digambarkan Mirip Kera

Di Koran Belgia, Obama dan Istrinya Digambarkan Mirip Kera 

TRIBUNJOGJA.COM, BELGIA — Sebuah koran Belgia dikecam karena memuat gambar yang memperlihatkan Presiden Barack Obama dan istrinya, Michelle Obama, sebagai kera. Harian progresif bernama De Morgen itu dituduh melakukan rasisme terkait gambar serta artikel yang menyertai gambar tersebut. Gambar dan artikel ini diterbitkan sesaat sebelum kunjungan Obama ke Belanda, Senin (24/3/2014) pagi.
Gambar tersebut dengan jelas memperlihatkan pasangan itu sebagai dua ekor kera, sebuah keputusan editorial yang dikecam sebagai "omong kosong rasial".
Menurut laporan, artikel tersebut merupakan bagian dari sebuah satir yang juga, dalam nada canda, menampilkan Obama sedang menjual ganja. Harian tersebut mengemas foto-foto itu seolah-olah telah disampaikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, lapor Metro, Minggu.
Sejumlah gambar disertai keterangan bahwa, "Vladimir Putin adalah presiden Rusia. Dia mengirim lampiran ini kepada kami atas permintaan kami, dan memilih untuk mengirim gambar ketimbang teks karena dia tidak punya banyak waktu," lapor Independent.
Walau artikel itu membuat banyak pembaca marah, ada juga pembaca yang membela koran tersebut. "Itu cuma lelucon," kata salah seorang pengguna Reddit. "Dalam pembelaan mereka, ada banyak gambar dan t-shirt tentang Bush yang digambarkan sebagai kera," tulis seorang pengguna lain.
De Morgen meminta maaf atas gambar itu pada edisi Senin. Koran itu mengakui bahwa hal tersebut merupakan kesalahan karena "selera yang buruk."
"Ketika Anda menilai fragmen itu terpisah dari konteksnya, yang merupakan bagian dari sebuah satir, maka Anda tidak melihat lelucon, tetapi gambar yang membangkitkan rasisme semata," kata koran itu. "Kami secara keliru mengasumsikan bahwa rasisme tidak lagi diterima, dan bahwa itu bisa menjadi subyek sebuah lelucon."

Hanung: Kalau Horor Diloloskan, Kenapa "Noah" Enggak?

Hanung: Kalau Horor Diloloskan, Kenapa  

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Sutradara Hanung Bramantyo (38) mengaku heran akan keputusan Lembaga Sensor Film (LSF), mengapa film Noah tak lolos sensor sehingga tidak bisa diputar di gedung-gedung bioskop Tanah Air, sedangkan film-film lain yang menurut Hanung seronok dan norak malah lolos sensor.
"Ini keputusan kontroversial, mengingat banyak film yang diloloskan sensor oleh LSF sebelum film Noah. Lihat film horor, ya Anda tahu lah, ada Sasha Grey (mantan bintang film porno dari AS), misalnya," kata sutradara film-film kontroversial Perempuan Berkalung Sorban, ?, Sang Pencerah, dan Cinta tapi Beda ini dalam wawancara singkat oleh Kompas.com di Pondok Indah Mall 2, Jakarta Selatan, Kamis (27/3/2014).
"Kalau horor diloloskan, kenapa Noah enggak?" sambungnya. "Kenapa film yang lain, yang seronok, norak, diloloskan? Sangat tidak elegan," imbuh suami artis peran Zaskia Adya Mecca ini.
Menurut Hanung pula, karena Noah dilarang diputar di gedung-gedung bioskop Tanah Air, masyarakat jadi penasaran untuk tetap menontonnya dengan cara lain.
Pada Senin (24/3/2014), dalam wawancara per telepon oleh Kompas.com, Ketua LSF Mukhlis Paeni menyatakan bahwa lembaga yang dipimpinnya tak mengizinkan Noah dipertontonkan di Indonesia karena tidak lolos sensor. Keputusan itu dikeluarkan oleh LSF pada Jumat (21/3/2014).
Menurut Mukhlis, isi film yang dibintangi oleh aktor Rusell Crowe tersebut dinilai oleh sejumlah pihak tak sesuai dengan apa yang ada dalam Al Quran dan Alkitab.
"Kontennya tidak sesuai dengan kisah yang ada di Al Quran, di Alkitab juga tidak sesuai," terang Mukhlis.
Mukhlis melanjutkan, keputusan yang diambil oleh lembaganya atas film tersebut bertujuan mencegah timbulnya kontroversi.(*)

BPPTKG: Status Merapi Masih Aktif Normal

BPPTKG: Status Merapi Masih Aktif Normal 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Setelah embusan Merapi yang terjadi pada Kamis (27/3/2014), antara pukul 13.12 WIB hingga 13.16 WIB, status Merapi masih dinyatakan aktif normal.  Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Subandriyo kepada para wartawan, Kamis siang.
“Setelah terjadi embusan, kami putuskan Merapi tetap normal,” kata Subandriyo.
Sementara itu, untuk ketinggian embusan Subandriyo tidak menyebutkan secara pasti karena visual yang tidak memungkinkan. Sedangkan untuk hujan abu, menurut Subandriyo hal tersebut bisa terjadi maksimal hingga radius 7 kilometer dari puncak dengan arah selatan tenggara atau mengarah ke Klaten.
“Untuk ketinggian kami belum bisa memastikan berapa, namun untuk hujan abu maksimal 7 kilometer ke arah selatan tenggara,” ujar Subandriyo.
Menurutnya, embusan yang terjadi adalah hal biasa yang sering terjadi pascaerupsi Merapi 2010.  Dimana sering kali terjadi pelepasan gas dari perut Merapi, karena kandungan gas di dalam Merapi sangat tinggi. Biasanya  embusan terjadi diakibatkan adanya gempa tektonik dan juga sering dipicu dengan adanya gempa vulkanik dalam.
Subandriyo juga meminta masyarakat untuk tetap tenang dan apabila ada informasi terbaru akan disampaikan kepada publik.
“Kami sudah melaporkan ke BPBD setempat , mengimbau tidak perlu mengungsi, kalau kemungkinan besar akan kita informasikan,” ujarnya. (*)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More