JAKARTA - Pendaftaran menjadi guru di daerah terpencil
melalui program Sarjana Mendidik di daerah Tertinggal, Terluar, dan
Terdepan (SM-3T) sudah dibuka sejak beberapa hari lalu. Namun, mungkin
masih banyak calon guru yang merasa bingung dengan program besutan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) itu.
Oleh
karena itu, Himpunan Mahasiswa program studi (prodi) Sains FMIPA
Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengadakan seminar regional tentang
SM-3T dan PPG. Sebanyak 180 peserta dari berbagai angkatan dan jurusan
pun mendapat informasi lengkap serta sharing pengalaman SM-3T maupun
PPG.
Dalam kesempatan tersebut, panitia mendatangkan salah
seorang peserta SM-3T dan penerima beasiswa PPG angkatan pertama, Rizki
Sugiarto. Dia pun berbagi cerita tentang pengalaman mengajar di sebuah
sekolah terpencil di Sumba Timur seorang diri.
Menurut Rizki,
menjadi guru dalam program SM-3T tidak akan memperkaya diri secara
materi. Namun, lanjutnya, kesempatan tersebut memberikan pengalaman
berharga yang tak dapat dibeli.
“Mengikuti SM-3T harus ikhlas.
Jangan memikirkan gaji dulu karena duka saat kita melaksanakannya akan
menjadi suka jika kita menjalaninya dengan ikhlas,” kata Rizki, seperti
dikutip dari laman Unesa, Selasa (27/5/2014).
Tidak
hanya itu, salah seorang Dosen prodi Sains Unesa, yakni Raden Sulaiman
pun turut memberikan gambaran tentang kondisi SM-3T di beberapa daerah
yang disambut antusias oleh para peserta. Dia juga menjelaskan tata cara
dan syarat pendaftaran SM-3T.
Pada akhir seminar, Sulaiman
membagikan beberapa buku yang berkaitan dengan perjalanan dan kisah
hidup peserta SM-3T. Tak lupa dia juga menyampaikan wejangan kepada
siapa pun yang akan ikut program SM-3T tahun itu.
"Segeralah
mendaftar dan harap untuk mengisi data secara valid dan benar. Saya
berharap peserta tahun ini lebih siap dan program tahun ini berjalan
lebih baik lagi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya," imbuh
Sulaiman.
(rfa)
sumber: Okezone.com
0 komentar:
Posting Komentar