JAKARTA - Hasil
penskoran (scoring) ujian nasional (unas) SMA sederajat telah diserahkan
panitia ke MRPTN (majelis rektor perguruan tinggi negeri). Saat ini
seluruh PTN mulai menetapkan porsi pembobotan nilai unas dalam penentuan
kelulusan SNM PTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).
Umumnya para rektor PTN masih belum
menetapkan porsi pembobotan itu. Sebab pengumuman kelulusan SNM PTN 2014
masih dilaksanakan pada 27 Mei nanti. Selain itu, hasil penskoran unas
SMA baru diserahkan Jumat sore lalu (16/5). Sedangkan kemarin dan hari
ini adalah hari libur kerja.
Hingga kemarin kampus yang sudah menetapkan porsi pembobotan nilai unas dalam kelulusan SNM PTN adalah Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Rektor UNY Rochmat Wahab mengatakan, pihaknya langsung menggelar rapat pimpinan internal UNY setelah mendapatkan nilai hasil penskoran unas.
"Tadi siang, meskipun Sabtu kami rapat menetapkan pembobotan nilai unas dalam kelulusan SNM PTN," kata pria yang juga menjadi bendahara umum MRPTN itu. Rochmat mengatakan hasil rapat pimpinan UNY memutuskan bahwa bobot nilai unas ditetapkan 30 persen. Sisanya dari rapor dan prestasi akademik dan non akademik siswa lainnya.
Rochmat mengatakan, internal MRPTN sudah kompak menetapkan bobot nilai unas dalam kelulusan SNM PTN di rentang 10 persen hingga 90 persen. Menurut dia, pembobotan nilai unas di UNY sebesar 30 persen menunjukkan mereka mengakui kredibilitas penyelenggaraan ujian salah satu penentu kelulusan SMA itu.
Dia menjelaskan bahwa masing-masing rektor PTN memiliki kewenangan untuk menetapkan bobot nilai unas. "Saya tidak tahu di kampus lain. Apakah ada yang menetapkan hanya 10 persen, atau bahkan ada yang 90 persen saya tidak tahu. Itu urusan masing-masing kampus," urai Rochmat.
Menurutnya meskipun penyelenggaraan unas diwarnai aksi kecurangan, tetapi rerata nilai nasional menunjukkan tidak ada contekan massal. Jika terjadi contekan massal, rerata nilai unas secara nasional ada di angka 7,8, dan 9.
Tetapi Rochmat mengatakan rerata nilai unas secara nasional hanya 6,12. "Artinya banyak peserta unas yang mendapatkan nilai 5, 6, dan 7," paparnya. Rochmat juga mengatakan, panitia SNM PTN saat ini tidak bisa berpegangan penuh pada nilai rapor. Pasalnya nilai rapor juga berpotensi dikatrol oleh sekolah masing-masing.
Mendikbud Mohammad Nuh menjelaskan, nilai unas bisa menjadi fungsi pembeda dari nilai rapor atau ujian sekolah. Untuk itu dia mengapresiasi pimpinan PTN yang menerima nilai unas sebagai salah satu penentu kelulusan SNM PTN. (wan)
Hingga kemarin kampus yang sudah menetapkan porsi pembobotan nilai unas dalam kelulusan SNM PTN adalah Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Rektor UNY Rochmat Wahab mengatakan, pihaknya langsung menggelar rapat pimpinan internal UNY setelah mendapatkan nilai hasil penskoran unas.
"Tadi siang, meskipun Sabtu kami rapat menetapkan pembobotan nilai unas dalam kelulusan SNM PTN," kata pria yang juga menjadi bendahara umum MRPTN itu. Rochmat mengatakan hasil rapat pimpinan UNY memutuskan bahwa bobot nilai unas ditetapkan 30 persen. Sisanya dari rapor dan prestasi akademik dan non akademik siswa lainnya.
Rochmat mengatakan, internal MRPTN sudah kompak menetapkan bobot nilai unas dalam kelulusan SNM PTN di rentang 10 persen hingga 90 persen. Menurut dia, pembobotan nilai unas di UNY sebesar 30 persen menunjukkan mereka mengakui kredibilitas penyelenggaraan ujian salah satu penentu kelulusan SMA itu.
Dia menjelaskan bahwa masing-masing rektor PTN memiliki kewenangan untuk menetapkan bobot nilai unas. "Saya tidak tahu di kampus lain. Apakah ada yang menetapkan hanya 10 persen, atau bahkan ada yang 90 persen saya tidak tahu. Itu urusan masing-masing kampus," urai Rochmat.
Menurutnya meskipun penyelenggaraan unas diwarnai aksi kecurangan, tetapi rerata nilai nasional menunjukkan tidak ada contekan massal. Jika terjadi contekan massal, rerata nilai unas secara nasional ada di angka 7,8, dan 9.
Tetapi Rochmat mengatakan rerata nilai unas secara nasional hanya 6,12. "Artinya banyak peserta unas yang mendapatkan nilai 5, 6, dan 7," paparnya. Rochmat juga mengatakan, panitia SNM PTN saat ini tidak bisa berpegangan penuh pada nilai rapor. Pasalnya nilai rapor juga berpotensi dikatrol oleh sekolah masing-masing.
Mendikbud Mohammad Nuh menjelaskan, nilai unas bisa menjadi fungsi pembeda dari nilai rapor atau ujian sekolah. Untuk itu dia mengapresiasi pimpinan PTN yang menerima nilai unas sebagai salah satu penentu kelulusan SNM PTN. (wan)
0 komentar:
Posting Komentar