Ayo Dukung Serginho Van Dijk dkk di Vietnam

Inilah jadwal Timnas Indonesia saat berlaga di AFF Suzuki Cup 22 November-22 Desember 2015 di Vietnam dan Singapura.

Presiden Curhat di Twitter Tentang Megawati

Ia mengklaim selama 10 tahun ini ia sudah berupaya untuk menjalin komunikasi lagi dengan Mega namun Allah belum mengizinkan.

Pemerintah: Pilkada Tak Langsung Sesuai UUD 1945

Pernyataan pemerintah disampaikan oleh Pelaksana Tugas Dirjen Perundang-undangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mualimin Abdi. Mualimin memberikan keterangan saat UU Pemda dan UU Penyelenggara Pemilu diuji materi oleh Forum Kajian Hukum dan Konstitusi yang menginginkan pilkada dilaksankan melalui DPRD.

Profil Universitas Negeri Yogyakarta

Univeristas Negeri Yogyakarta (UNY) adalah Universitas "pecahan" dari Universitas Gadjah Mada.

Anis Matta: Kita Menangkan Empat Pertarungan

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta, kembali menegaskan bahwa partai Koalisi Merah Putih masih solid. Kemenangan pertarungan keempat di parlemen yang salah satunya adalah mengenai RUU Pilkada yang telah diputuskan untuk dipilih melalui DPRD.

Minggu, 06 April 2014

Daftar Pemenang Panasonic Gobel Awards 2014

 

 JAKARTA - Panasonic Gobel Awards (PGA) ke-17 akhirnya sukses digelar. Malam puncak digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (5/4/2014).

Dari 32 kategori pada tahun lalu, pada PGA kali ini, pihaknya memangkas 10 kategori menjadi 22 kategori, sehingga persaingan menjadi tambah ketat.

Dude Harlino berhasil menggondol piala untuk kategori aktor terfavorit, sedangkan Nikita Willy menjadi aktris terfavorit. Program Seputar Indonesia dan Dahsyat masih belum terkalahkan di kategorinya masing-masing.

Yang cukup menarik adalah piala yang diraih Jeremy Teti sebagai presenter berita terfavorit. Inilah pemenang Panasonic Gobel Award 2014:

Daftar Top Kategori Program

Drama Seri:
Tukang Bubur Naik Haji

Kuis & Game Show:
New Family 100

Infotainment:
Silet

Musik:
Masterpiece

Variety Show:
Dahsyat

Komedi:
Pesbukers

Talkshow Hiburan:
Pas Mantab

Olah Raga:

AFC U-19 CUP Qualification

Anak-anak:
Hafidz Indonesia

Pencarian Bakat & Reality Show:
X- Factor Indonesia

Berita:
Seputar Indonesia

Talkshow Berita & Informasi:
Lawyers Club

Investigasi & Majalah Berita:
Dua Sisi

Dokumenter dan Gaya Hidup:
On The Spot

FTV (Film Televisi):
Satpam Pencuri Hati


Daftar Top Kategori Individu

Aktor:
Dude Harlino

Aktris:
Nikita Willy

Presenter Program Hiburan:
Raffi Ahmad

Presenter Infotainment:
Fenny Rose

Presenter Berita & Talkshow:
Jeremy Teti

Presenter Olahraga:
Terry Puteri

Komedian:
Denny Cagur

Pertanyaan Interview Kerja yang Tak Wajib Dijawab

Ilustrasi: Reuters. 

JAKARTA - Pertanyaan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri kerap muncul dalam interview kerja. Tetapi, terkadang pewawancara juga mengajukan pertanyaan aneh, bahkan menjurus ke kehidupan pribadi seseorang.

Ahli perusahaan global dan penulis Bernard Marr, menyatakan, banyak pewawancara mengajukan pertanyaan yang sebenarnya tidak pantas dan tidak relevan.

"Saya percaya, pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul karena minimnya pengetahuan pewawancara dan pelatihan yang didapatkannya. Bisa jadi juga, pertanyaan tersebut terlontar untuk memecahkan kekakuan dan membuat suasana lebih akrab dalam sesi interview," kata Marr, seperti dinukil dari Yahoo!, Minggu (6/4/2014).

Meski demikian, Marr mengingatkan, tujuan sebuah wawancara adalah menentukan apakah seseorang layak untuk posisi lowong yang sedang ditawarkan perusahaan; dan sebaliknya, apakah perusahaan tersebut tepat untuk Anda. Jadi, pertanyaan yang diajukan adalah untuk menakar kadar profesionalitas, kemampuan kerja, antusiasme dan kecocokan kandidat.

Marr mengajukan daftar pertanyaan yang tidak wajib Anda jawab pada sesi interview kerja. 

1. Apakah Anda memiliki anak?
2. Berapa usia Anda?
3. Apa status kewarganegaraan Anda?
4. Berapa berat badan Anda?
5. Bagaimana kondisi finansial Anda?
6. Apakah Anda memiliki utang?
7. Bagaimana status keluarga Anda?
8. Apakah Anda percaya pada Tuhan?
9. Apakah Anda mengonsumsi minuman beralkohol?
10. Apa yang Anda lakukan di akhir pekan?
11. Apa suku bangsa Anda?
12. Apakah Anda pernah ditangkap polisi?

Menurut Marr, triknya adalah bagaimana menangani pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dia mengingatkan, Anda tidak perlu menjawab pertanyaan yang tidak relevan dengan pekerjaan. Anda juga tidak perlu menjawab pertanyaan tentang ras, seks, agama, status perkawinan, umur, disabilitas atau kondisi keuangan.

Salah satu cara merespons pertanyaan sejenis itu adalah, "Saya rasa pertanyaan tersebut relevan untuk menentukan kepatutuan saya untuk pekerjaan ini."

Tetapi, imbuh Marr, menolak untuk menjawab pertanyaan juga bisa menyebabkan suasana canggung. Bahkan, bisa jadi membahayakan kesempatan Anda meraih posisi yang dilamar.

"Jika Anda tidak keberatan, Anda bisa menjawab pertanyaan tersebut. Tetapi ingat, Anda punya hak untuk tidak menjawabnya," tutur Marr.

Pengamat: PDIP "Jual" Jokowi Capres Mudahkan Pemilih





Jakarta - Psikolog Politik Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk menilai banyaknya calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2014 membuat masyarakat bingung memilih. Apalagi, banyak caleg yang tidak dikenal baik secara pribadi, visi, dan misinya.

"Dari segi pengambilan keputusan, itu sulit. Misal Anda saya kasih mobil 5 merek, itu kan pasti pusing setengah mati memilihnya," kata Hamdi di sela acara peluncuran dan bedah buku 'Personal Branding; kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia Politik' karya Dewi Haroen di Toko Buku Gramedia, Matraman, Jakarta, Minggu (6/4/2014).

Dengan banyaknya pilihan yang membuat bingung, lanjut Hamdi, alhasil masyarakat hanya berpedoman pada partai politik. Sebab, secara psikologi masyarakat lebih mudah mengingat parpol ketimbang sosok.

"Paling gampang bagi pemilih itu mereka akan berpedoman pada partai," ujar Hamdi.

Pun begitu dengan yang terjadi pada Jokowi yang dicapreskan PDIP. Menurut Hamdi, PDIP hanya 'menjual' demi meraih suara sebanyak-banyaknya pada Plieg 9 April nanti.

"Itu jadi harapan PDIP, karena pesona Jokowi, pusat perhatiannya ke Jokowi. Dan Jokowi identik dengan partai, sehingga mungkin orang akan memilih PDIP saja," ungkapnya.

"Itu sebabnya Jokowi dipasang sebagai strategi kampanye untuk memenangkan dan mendongkrak suara PDIP. Terutama di Pileg, ke sananya (Pilpres) kita nggak tahu," tukas Hamdi. - See more at: http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2033233/pengamat-pdip-jual-jokowi-capres-mudahkan-pemilih#sthash.iBe55Ru2.dpuf

Jakarta - Psikolog Politik Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk menilai banyaknya calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2014 membuat masyarakat bingung memilih. Apalagi, banyak caleg yang tidak dikenal baik secara pribadi, visi, dan misinya.

"Dari segi pengambilan keputusan, itu sulit. Misal Anda saya kasih mobil 5 merek, itu kan pasti pusing setengah mati memilihnya," kata Hamdi di sela acara peluncuran dan bedah buku 'Personal Branding; kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia Politik' karya Dewi Haroen di Toko Buku Gramedia, Matraman, Jakarta, Minggu (6/4/2014).

Dengan banyaknya pilihan yang membuat bingung, lanjut Hamdi, alhasil masyarakat hanya berpedoman pada partai politik. Sebab, secara psikologi masyarakat lebih mudah mengingat parpol ketimbang sosok.

"Paling gampang bagi pemilih itu mereka akan berpedoman pada partai," ujar Hamdi.

Pun begitu dengan yang terjadi pada Jokowi yang dicapreskan PDIP. Menurut Hamdi, PDIP hanya 'menjual' demi meraih suara sebanyak-banyaknya pada Plieg 9 April nanti.

"Itu jadi harapan PDIP, karena pesona Jokowi, pusat perhatiannya ke Jokowi. Dan Jokowi identik dengan partai, sehingga mungkin orang akan memilih PDIP saja," ungkapnya.

"Itu sebabnya Jokowi dipasang sebagai strategi kampanye untuk memenangkan dan mendongkrak suara PDIP. Terutama di Pileg, ke sananya (Pilpres) kita nggak tahu," tukas Hamdi. - See more at: http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2033233/pengamat-pdip-jual-jokowi-capres-mudahkan-pemilih#sthash.iBe55Ru2.dpuf
Jakarta - Psikolog Politik Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk menilai banyaknya calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2014 membuat masyarakat bingung memilih. Apalagi, banyak caleg yang tidak dikenal baik secara pribadi, visi, dan misinya.

"Dari segi pengambilan keputusan, itu sulit. Misal Anda saya kasih mobil 5 merek, itu kan pasti pusing setengah mati memilihnya," kata Hamdi di sela acara peluncuran dan bedah buku 'Personal Branding; kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia Politik' karya Dewi Haroen di Toko Buku Gramedia, Matraman, Jakarta, Minggu (6/4/2014).

Dengan banyaknya pilihan yang membuat bingung, lanjut Hamdi, alhasil masyarakat hanya berpedoman pada partai politik. Sebab, secara psikologi masyarakat lebih mudah mengingat parpol ketimbang sosok.

"Paling gampang bagi pemilih itu mereka akan berpedoman pada partai," ujar Hamdi.

Pun begitu dengan yang terjadi pada Jokowi yang dicapreskan PDIP. Menurut Hamdi, PDIP hanya 'menjual' demi meraih suara sebanyak-banyaknya pada Plieg 9 April nanti.

"Itu jadi harapan PDIP, karena pesona Jokowi, pusat perhatiannya ke Jokowi. Dan Jokowi identik dengan partai, sehingga mungkin orang akan memilih PDIP saja," ungkapnya.

"Itu sebabnya Jokowi dipasang sebagai strategi kampanye untuk memenangkan dan mendongkrak suara PDIP. Terutama di Pileg, ke sananya (Pilpres) kita nggak tahu," tukas Hamdi. - See more at: http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2033233/pengamat-pdip-jual-jokowi-capres-mudahkan-pemilih#sthash.iBe55Ru2.dpuf
Jakarta - Psikolog Politik Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk menilai banyaknya calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2014 membuat masyarakat bingung memilih. Apalagi, banyak caleg yang tidak dikenal baik secara pribadi, visi, dan misinya.

"Dari segi pengambilan keputusan, itu sulit. Misal Anda saya kasih mobil 5 merek, itu kan pasti pusing setengah mati memilihnya," kata Hamdi di sela acara peluncuran dan bedah buku 'Personal Branding; kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia Politik' karya Dewi Haroen di Toko Buku Gramedia, Matraman, Jakarta, Minggu (6/4/2014).

Dengan banyaknya pilihan yang membuat bingung, lanjut Hamdi, alhasil masyarakat hanya berpedoman pada partai politik. Sebab, secara psikologi masyarakat lebih mudah mengingat parpol ketimbang sosok.

"Paling gampang bagi pemilih itu mereka akan berpedoman pada partai," ujar Hamdi.

Pun begitu dengan yang terjadi pada Jokowi yang dicapreskan PDIP. Menurut Hamdi, PDIP hanya 'menjual' demi meraih suara sebanyak-banyaknya pada Plieg 9 April nanti.

"Itu jadi harapan PDIP, karena pesona Jokowi, pusat perhatiannya ke Jokowi. Dan Jokowi identik dengan partai, sehingga mungkin orang akan memilih PDIP saja," ungkapnya.

"Itu sebabnya Jokowi dipasang sebagai strategi kampanye untuk memenangkan dan mendongkrak suara PDIP. Terutama di Pileg, ke sananya (Pilpres) kita nggak tahu," tukas Hamdi. - See more at: http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2033233/pengamat-pdip-jual-jokowi-capres-mudahkan-pemilih#sthash.iBe55Ru2.dpuf
Jakarta - Psikolog Politik Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk menilai banyaknya calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2014 membuat masyarakat bingung memilih. Apalagi, banyak caleg yang tidak dikenal baik secara pribadi, visi, dan misinya.

"Dari segi pengambilan keputusan, itu sulit. Misal Anda saya kasih mobil 5 merek, itu kan pasti pusing setengah mati memilihnya," kata Hamdi di sela acara peluncuran dan bedah buku 'Personal Branding; kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia Politik' karya Dewi Haroen di Toko Buku Gramedia, Matraman, Jakarta, Minggu (6/4/2014).

Dengan banyaknya pilihan yang membuat bingung, lanjut Hamdi, alhasil masyarakat hanya berpedoman pada partai politik. Sebab, secara psikologi masyarakat lebih mudah mengingat parpol ketimbang sosok.

"Paling gampang bagi pemilih itu mereka akan berpedoman pada partai," ujar Hamdi.

Pun begitu dengan yang terjadi pada Jokowi yang dicapreskan PDIP. Menurut Hamdi, PDIP hanya 'menjual' demi meraih suara sebanyak-banyaknya pada Plieg 9 April nanti.

"Itu jadi harapan PDIP, karena pesona Jokowi, pusat perhatiannya ke Jokowi. Dan Jokowi identik dengan partai, sehingga mungkin orang akan memilih PDIP saja," ungkapnya.

"Itu sebabnya Jokowi dipasang sebagai strategi kampanye untuk memenangkan dan mendongkrak suara PDIP. Terutama di Pileg, ke sananya (Pilpres) kita nggak tahu," tukas Hamdi. - See more at: http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2033233/pengamat-pdip-jual-jokowi-capres-mudahkan-pemilih#sthash.iBe55Ru2.dpuf

Menpora: Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah Asian Games 2022

 

Yogyakarta: Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo menegaskan Indonesia siap untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games 2022. Ini setelah Vietnam, yang menang bidding, mengundurkan diri sebagai tuan rumah.

Roy mengatakan, begitu mendengar kabar tersebut dirinya langsung berkomunikasi dengan Ketua Komite Olahraga (KOI) Rita Subowo. Setelah itu, ia memutuskan Indonesia akan mengambil tuan rumah Asian Games 2022.

"Memang betul tiga hari lalu ketua KOI sidang, apakah Indonesia siap jika Vietnam mengundurkan diri. Karena Vietnam mundur, maka diberikan ke rangking kedua, yaitu kita," kata Roy saat di RM Pringsewu, Yogyakarta, Minggu (6/4/2014).
"Memang suk mentri wis ganti (memang besok menterinya sudah ganti). Tapi, siapa pun menterinya, presidennya, Indonesia tetap satu."

Roy menambahkan, Indonesia akan menjadikan Jawa Timur sebagai tuan rumah Asian Games 2002. "Saya sudah kontak Gubernur Jatim, KONI Jatim. Kita siap jadi tuan rumah," ucap Roy.

Kamis, 03 April 2014

Muda-Mudi Bali Ciuman Massal Usai Nyepi

Foto: Istimewa 
DENPASAR - Setelah tapa berata penyepian, muda mudi Banjar Banjar Kaja Sesetan,  Kecamatan Denpasar Selatan, memiliki cara unik dalam meluapkan kegembiraan. Mereka meluapkannya dengan menggelar tradisi omed-omedan yang ditingkaki aksi ciuman.

Omed-omedan merupakan sebuah tradisi budaya adiluhung dan unik Banjar Kaja Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan setiap tahun digelar usai Nyepi seperti dilaksanakan hari ini, Selasa (1/4/2014).

Tradisi ini merupakan bentuk kreatifitas pemuda-pemudi tergabung dalam Sekaa Teruna Satya Dharma Kerti. Ribuan warga tidak melewatkan untuk menyaksikan yang digelar di Jalan Sesetan, termasuk pejabat seperti Camat Denpasar Selatan AA Gede Risnawan, Kabag Kesra Setda Kota Denpasar I Gstt Bagus Mataram, Anggota DPRD Kota Denpasar I Ketut Resmiasa.

"Kami menjalankan tradisi ini sejak zaman dahulu hingga saat ini masih diwariskan warga setempat," katanya, Kelihan Adat Banjar Kaja Sesetan I Made Sukaja, saat ditemui di temui usai acara.

Sebelum kegiatan digelar, didahului dengan ritual para Sulinggih atau Pemangku melaksanakan matur piuning di Pura Banjar setempat kemudian dilanjutkan dengan pemerikan air suci ke areal pelaksanaan Omed-omedan. Barulah, dilaksanakan persembahyangan Sekaa Teruna Satya Dharma Kerti supaya selamat dalam pelaksaanaan Omed-omedan ini.

Seusai persembahyangan bersama, sambung Sukaja, diawali pementasan Barong Bangkung di areal pelaksanaan Omed-omedan. Barulah, keluar sekumpulan muda-mudi membentuk barisan yang terdiri dari 20 orang menuju arah utara dan selatan.

Setelah ada aba-aba barulah tradisi dimulai di mana pemuda dan pemudi yang ditunjuk kemudian didorong ramai-ramai hingga bertemu dan saling berhimpitan. Saat dalam jarak pendek itulah, pemuda itu berusaha mendaratkan ciuman ke arah pemudi yang dipilih.

Tak lama setelah itu, diguyur atau disiram air menandai selesainya aksi si pria yang kemudian ditarik kembali ke barisan. Warga setempat meyakini, bila acara ini tak diselenggarakan, dalam satu tahun mendatang berkah Sang Dewata sulit diharapkan dan berbagai peristiwa buruk akan datang menimpa.

"Tradisi ini mempertemukan pemuda-pemudi ini, tidak hanya menonjolkan keceriaan semata, namun lebih pada rasa kebersamaan antar sekaa teruna sehingga menimbulkan keharmonisan antar anggota" papar Sukaja.

Seorang peserta Omed-omedan Wira Suryawan, mengaku bangga, rasa persaudaraan sebagai keluarga besar Banjar Kaja semakin terpupuk. "Ini memupuk rasa memiliki dan hidup lebih bermakna ketika mengikuti prosesi ini. Sebagai Seka Teruna Teruni Banjar Kaja," tukasnya. 

Dia mengungkapkan, prosesi Omed-omedan bukan hanya sebatas pelengkap dalam hidup, lebih dari itu, sudah menjadi kisah hati. Cerita sejarah dan memberi nuansa dalam kehidupan mereka sebagai anak-anak Hindu di Banjar Kaja.

Mereka seolah sudah berjanji dalam hati melestarikan tradisi unik ini sebagai sebuah festival budaya yang tetap menonjolkan semangat kebersamaan, kedinamisan, keharmonisan, dibalut kemeriahan.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More