Ayo Dukung Serginho Van Dijk dkk di Vietnam

Inilah jadwal Timnas Indonesia saat berlaga di AFF Suzuki Cup 22 November-22 Desember 2015 di Vietnam dan Singapura.

Presiden Curhat di Twitter Tentang Megawati

Ia mengklaim selama 10 tahun ini ia sudah berupaya untuk menjalin komunikasi lagi dengan Mega namun Allah belum mengizinkan.

Pemerintah: Pilkada Tak Langsung Sesuai UUD 1945

Pernyataan pemerintah disampaikan oleh Pelaksana Tugas Dirjen Perundang-undangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mualimin Abdi. Mualimin memberikan keterangan saat UU Pemda dan UU Penyelenggara Pemilu diuji materi oleh Forum Kajian Hukum dan Konstitusi yang menginginkan pilkada dilaksankan melalui DPRD.

Profil Universitas Negeri Yogyakarta

Univeristas Negeri Yogyakarta (UNY) adalah Universitas "pecahan" dari Universitas Gadjah Mada.

Anis Matta: Kita Menangkan Empat Pertarungan

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta, kembali menegaskan bahwa partai Koalisi Merah Putih masih solid. Kemenangan pertarungan keempat di parlemen yang salah satunya adalah mengenai RUU Pilkada yang telah diputuskan untuk dipilih melalui DPRD.

Minggu, 18 Mei 2014

Demi Kuliah di PTN, Upik Rela Nganggur Satu Tahun

Titik Ulfatun bersama kedua orangtuanya. (Foto: dok. UNY)  
Yogyakarta - Sejumlah mahasiswa mungkin merasa tidak bersyukur atas kesempatan kuliah yang mereka miliki. Sehingga tidak mengherankan jika mereka menjalani perkuliahan dengan tidak serius yang terlihat dari perolehan nilai Indeks Prestasi Akademis (IPK) maupun waktu kuliah yang sangat panjang.

Padahal, tidak semua anak berkesempatan untuk mengikuti perkuliahan sekalipun secara akademis mereka sangat berprestasi. Titik Ulfatun, misalnya. Beruntung, berkat beasiswa Bidik Misi, Upik -begitu panggilan akrabnya- bisa menikmati kuliah di jurusan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Menginjak semester empat, prestasi akademik Upik tidak pernah kendur. Terakhir, dia mengantongi IPK 3,93 dan mengikuti silaturahmi mahasiswa Bidik Misi nasional di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ayah Upik, Ahmad Zaenudin adalah seorang buruh tani. Sementara sang bunda, Marsiyah, bekerja sebagai seorang ibu rumah tangga. Menurut Marsiyah, prestasi akademik Upik memang sudah terlihat sejak duduk di bangku sekolah dasar.

"Sejak SD, Upik selalu mendapatkan ranking pertama di kelasnya. Hanya sempat dua kali mendapat ranking dua, yaitu kelas satu dan kelas enam SD. Namun, dia selalu mendapatkan ranking terbaik sejak duduk di SMP hingga SMK," tutur Marsiyah, seperti disitat dari situs UNY, Jumat (16/5/2014).

Meski memiliki prestasi akademik gemilang, perjalanan anak kedua dari tiga bersaudara itu untuk kuliah tidaklah mudah. Dengan berat hati, alumni SMKN 2 Purworejo pada 2011 itu harus menunda keinginannya belajar selama setahun karena tidak diterima lewat jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) saat itu.

"Akhirnya saya mboro ke Bekasi dan bekerja di pabrik plastik. Hidup di sana berat karena biaya makan di sana mahal. Untunglah saya tidak kost karena tinggal di rumah paklik. Jadi saya bisa menghemat gaji," kenang Upik dengan mata berkaca-kaca.

Satu tahun berselang, keinginan Upik untuk kuliah kembali muncul. Warga desa Tamansari Kecamatan Butuh, Purworejo tersebut berkomunikasi lewat email dengan guru BK di sekolahnya agar bisa diikutsertakan dalam program Bidik Misi.

Gayung bersambut. Upik pun dapat mengikuti SNMPTN di SMKN 2 Bekasi. Demi lolos seleksi, dia membeli berbagai buku kisi-kisi maupun latihan soal SNMPTN. Semua itu dilakukannya sembari bekerja.

"Saya beli buku kisi-kisi soal SNMPTN. Saya pelajari tipe soalnya karena SNMPTN cenderung lebih ke SMA, padahal saya dari SMK. Akhirnya, saya pun diterima di jurusan Pendidikan Akuntansi UNY," tuturnya.

Setelah menjadi mahasiswa, Upik pun aktif pada UKMF Penelitian Kristal FE UNY dan juga mengajar di Panti Asuhan Putri Islam Umbulharjo. Menurut Upik, keikutsertaan dalam organisasi memberikan nilai tambah dan ilmu lebih dari perkuliahan di kelas.

Upik pun sukses membagi waktu antara kegiatan dan belajar. Kuncinya, kata Upik, memiliki jadwal harian.

"Biasanya saya mengerjakan tugas pada hari Sabtu atau Minggu. Namun bila tugasnya banyak maka saya akan usahakan selesai sebelum deadline," ungkap dara kelahiran Purworejo, 2 Juli 1993 itu.

Sebagai mahasiswa Bidik Misi yang telah dibiayai oleh negara, Upik berpendapat, sudah menjadi tanggung jawabnya untuk memberikan yang terbaik pula untuk negara. Bentuknya sederhana, yakni lewat prestasi akademik.

"Apa yang bisa saya berikan untuk negara? Saya hanya punya ini, hasil capaian belajar. Saya ingin membuat orangtua bangga. Mahasiswa Bidik Misi harus berkarya bagi orang lain,"ujar Upik. (rfa)

Kampus Tetapkan Porsi Nilai Unas dalam Kelulusan SNM PTN

http://kotajogja.com/images/upload/kotajogja-universitas-negeri-yogyakarta22022012114652.JPG 
JAKARTA - Hasil penskoran (scoring) ujian nasional (unas) SMA sederajat telah diserahkan panitia ke MRPTN (majelis rektor perguruan tinggi negeri). Saat ini seluruh PTN mulai menetapkan porsi pembobotan nilai unas dalam penentuan kelulusan SNM PTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).
Umumnya para rektor PTN masih belum menetapkan porsi pembobotan itu. Sebab pengumuman kelulusan SNM PTN 2014 masih dilaksanakan pada 27 Mei nanti. Selain itu, hasil penskoran unas SMA baru diserahkan Jumat sore lalu (16/5). Sedangkan kemarin dan hari ini adalah hari libur kerja.

Hingga kemarin kampus yang sudah menetapkan porsi pembobotan nilai unas dalam kelulusan SNM PTN adalah Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Rektor UNY Rochmat Wahab mengatakan, pihaknya langsung menggelar rapat pimpinan internal UNY setelah mendapatkan nilai hasil penskoran unas.

"Tadi siang, meskipun Sabtu kami rapat menetapkan pembobotan nilai unas dalam kelulusan SNM PTN," kata pria yang juga menjadi bendahara umum MRPTN itu. Rochmat mengatakan hasil rapat pimpinan UNY memutuskan bahwa bobot nilai unas ditetapkan 30 persen. Sisanya dari rapor dan prestasi akademik dan non akademik siswa lainnya.

Rochmat mengatakan, internal MRPTN sudah kompak menetapkan bobot nilai unas dalam kelulusan SNM PTN di rentang 10 persen hingga 90 persen. Menurut dia, pembobotan nilai unas di UNY sebesar 30 persen menunjukkan mereka mengakui kredibilitas penyelenggaraan ujian salah satu penentu kelulusan SMA itu.

Dia menjelaskan bahwa masing-masing rektor PTN memiliki kewenangan untuk menetapkan bobot nilai unas. "Saya tidak tahu di kampus lain. Apakah ada yang menetapkan hanya 10 persen, atau bahkan ada yang 90 persen saya tidak tahu. Itu urusan masing-masing kampus," urai Rochmat.

Menurutnya meskipun penyelenggaraan unas diwarnai aksi kecurangan, tetapi rerata nilai nasional menunjukkan tidak ada contekan massal. Jika terjadi contekan massal, rerata nilai unas secara nasional ada di angka 7,8, dan 9.

Tetapi Rochmat mengatakan rerata nilai unas secara nasional hanya 6,12. "Artinya banyak peserta unas yang mendapatkan nilai 5, 6, dan 7," paparnya. Rochmat juga mengatakan, panitia SNM PTN saat ini tidak bisa berpegangan penuh pada nilai rapor. Pasalnya nilai rapor juga berpotensi dikatrol oleh sekolah masing-masing.

Mendikbud Mohammad Nuh menjelaskan, nilai unas bisa menjadi fungsi pembeda dari nilai rapor atau ujian sekolah. Untuk itu dia mengapresiasi pimpinan PTN yang menerima nilai unas sebagai salah satu penentu kelulusan SNM PTN. (wan)

Jumat, 09 Mei 2014

Wah, Anak UGM Ngobrol Bareng Presiden Obama

Mahasiswa UGM Rida Nurafiati berkesempatan berbincang dengan Presiden AS Barack Obama dalam acara YSEALI di Malaysia. (Foto: dok. UGM) 
JAKARTA - Siapa tidak kenal Barack Obama? Presiden kulit hitam pertama di Amerika Serikat (AS) ini menginspirasi dan menjadi idola banyak orang di dunia.

Berencana bertemu dengannya saja sudah membuat kita antusias. Apalagi jika ternyata mendapat kesempatan bertanya dengan orang nomor satu di Negeri Paman Sam tersebut.

Inilah yang dialami dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM).
Rida Nurafiati, mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Prodi Akuntansi angkatan 2011; dan Fajar Andhiprabawa, mahasiswa Fisipol UGM Prodi Hubungan Internasional angkatan 2012 bertemu Presiden Barack Obama dalam Young South East Asian Leader Initiative (YSEALI). Bahkan, keduanya sempat bersalaman dan berdialog dengan Presiden Obama di Universiti Malaya, Malaysia.

Dalam kesempatan itu, Rida bertanya tentang makna kebahagiaan bagi Presiden Obama. Rida merupakan salah satu dari tujuh pemuda ASEAN yang dapat mengajukan bertanya langsung ke pemimpin negara adikuasa itu.

"Sangat surprise, saya bisa diberi kesempatan bertanya karena keterbatasan waktu yang ada. Pada saat itu Presiden Obama memberi jawaban kebahagiaannya adalah memanfaatkan waktu bersama keluarga yang dia cintai dan memiliki integritas, dan hal-hal yang dilakukan setiap harinya dapat memberikan manfaat bagi sekitarnya," ujar Rida seperti dilansir laman UGM, Kamis (8/5/2014).

Peserta YSEALI 2014 berasal dari anggota U.S. Exchange Alumni, organisasi alumni program beasiswa dari U.S. Department of State. Rida sendiri merupakan alumnus program beasiswa Study of the U.S. Institute (SUSI) Global Environmental Issues tahun 2013. 

Mengusung tema "Ideas into Action", ke-103 peserta YSEALI merumuskan gagasan kreatif dalam mengurangi berbagai masalah di ASEAN. Mereka menitikberatkan pembahasan pada isu: education, environment, civic engagement, and economic development.

Para peserta YSEALI masuk ke dalam topik-topik sesuai dengan latar belakang masing-masing. Tidak hanya berkumpul, mereka juga berkompetisi secara berkelompok untuk meraih hibah program pemberdayaan masyarakat dari U.S. Department of State. Tim beranggotakan enam orang dari berbagai negara itu dibimbing satu orang pakar.

"Seperti dalam sambutan Presiden Obama, AS saat ini fokus pada regional ASEAN baik ditinjau dari aspek ekonomi, budaya, dan sosial. AS percaya ASEAN akan menjadi the world’s fastest growing region dalam lima tahun ke depan," papar Rida.

sumber: Okezone.com

10 Jurusan dengan Gaji Menggiurkan

Ilustrasi (Foto : Okezone)

 JAKARTA - Menentukan jurusan kuliah sering kali membuat calon mahasiswa merasa galau. Karena tidak selamanya passion sejalan dengan prospek kerja dari bidang ilmu yang akan kita pilih.

Beruntung ada data dari Higher Education Statistic Agency (HESA) yang memuat tentang berbagai jurusan yang memiliki gaji awal yang menjanjikan. Survei tersebut dilakukan terhadap aktivitas para lulusan setelah enam bulan lulus dari universitas. HESA merupakan sebuah lembaga pemeringkatan pendidikan yang ada di UK.

Walaupun tidak ada jaminan hal itu berlaku umum, setidaknya data tersebut bisa menjadi pertimbangan Anda untuk memilih jurusan perkuliahan. Berikut 10 program studi (prodi) dengan gaji awal menjanjikan, seperti dikutip dari Telegraph, Rabu (7/5/2014).

1. Ekonomi
Lulusan prodi Ekonomi mendapat rata-rata gaji awal terbesar dari sembilan jurusan lainnya, yakni 26 ribu poundsterling atau sekira Rp502 juta (Rp19.510 per poundsterling). Menurut The Complete University Guide, University of Warwick adalah kampus terbaik untuk studi Ekonomi pada 2014 disusul dengan London School Economics di peringkat dua.

2. Keperawatan
Jumlah peminat jurusan Keperawatan di UK meningkat hingga 120 persen dalam periode 2007 hingga 2010. Dari 3.930 peminat menjadi 8.790 peminat. Bahkan, rencananya gaji awal lulusan perawat akan dinaikkan hingga 7 ribu poundsterling. Dari 21.388 poundsterling (Rp418 juta) menjadi 27.901 poundsterling (Rp545 juta). Namun, rerata gaji awal jebolan prodi Keperawatan dibanderol dengan 24.700 poundsterling atau setara dengan Rp483 juta.

3. Pelatihan Guru
Di UK, guru yang memenuhi kualifikasi akan mendapatkan gaji minimal 21.804 poundsterling (Rp426 juta) tapi juga disesuaikan dengan pengalaman mengajar yang dimiliki lulusan. Angka tersebut bisa terus meningkat hingga 27.270 poundsterling (Rp533 juta). Namun, rerata gaji awal lulusan ini adalah 23.920 poundsterling atau senilai Rp468 juta.

4. Fisika
Kepopuleran jurusan Fisika bertumbuh seiring popularitas Fisikawan yang juga mantan musisi, Brian Cox. Tidak mengherankan ketika almamater Brian Cox, yakni University of Manchaster harus memperketat persyaratan masuk jurusan Fisika karena jumlah peminat yang membludak pada 2013. Gaji awal yang ditawarkan untuk jebolan prodi ini pun sangat tinggi, yakni 23.660 poundsterling atau sebesar Rp463 juta.

5. Sistem Informasi
Jurusan yang mempelajari bagaimana membangun database, kertas kerja, maupun website ini cukup mengalami peningkatan popularitas. Apalagi gaji pertama lulusan Sistem Informasi pun terbilang sangat tinggi, yakni 23 ribu poundsterling atau setara dengan Rp449 juta.

 6. Matematika
Bagi sebagian besar orang, Matematika mungkin menjadi sebuah momok sehingga membuat mereka enggan 'bersentuhan' dengan bidang tersebut. Padahal, lulusan Matematika dibanderol gaji awal sejumlah 22.880 poundsterling atau senilai Rp447 juta. Menggiurkan bukan?

7. Keuangan
Tidak mengherankan jika jurusan Keuangan dan semua ilmu terapannya, seperti bisnis dan manajemen masuk dalam daftar pemeringkatan ini. Pasalnya, semua perusahaan pasti membutuhkan lulusan bidang Keuangan. Apalagi rerata gaji awal yang ditawarkan untuk lulusan Keuangan sama dengan Kerja Sosial, yakni Rp436,5 juta.

8. Kerja Sosial
Siapa bilang jurusan Kerja Sosial sepi peminat? Sebab, gaji awal lulusan Kerja Sosial dihargai 22.360 poundsterling atau sebesar Rp436,5 juta.

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun HESA, Kerja Sosial menjadi salah satu jurusan yang menjadi favorit para calon mahasiswa hingga 202 ribu pemilih. Menurut The Complete University Guide, University of Edinburgh adalah kampus terbaik untuk mempelajari bidang Kerja Sosial pada 2014 diikuti oleh Universities of Sussex, Leeds, Bath and Swansea.

9. Ilmu Komputer
Gaji awal lulusan Ilmu Komputer dihargai 21.840 poundsterling atau senilai Rp426 juta. Bahkan, di tahun ini, menurut data HESA, popularitas jurusan Ilmu Komputer meningkat hingga 13 persen di kalangan calon mahasiswa.

10. Pembangunan
Bangun masa depan yang lebih baik dengan prodi yang berkaitan dengan bidang konstruksi yang mencakup teknik sipil dan struktural maupun pembangunan layanan. Berdasarkan hasil survei HESA, jurusan konstruksi diganyang gaji awal sebesar 21.840 poundsterling atau setara Rp422 juta.

Mahasiswa Asing Terpukau Megahnya Masjid Istiqlal

Mahasiswa asing pertukaran pelajar. (Foto: Faisal Harahap/Okezone) 
JAKARTA - Siapa yang sudah pernah ke Masjid Istiqlal? Kalau sudah pernah, pasti kalian akan mengagumi kemegahan dan kokohnya bangunan di bilangan Jakarta Pusat itu. Tak heran jika Masjid Istiqlal menjadi Masjid terbesar se-Asia Tenggara.

Bahkan, masjid ini sering dikunjungi oleh orang-orang penting dari dalam dan luar negeri. Sebut saja Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama beserta istrinya, Michelle Obama, saat berkunjung ke Indonesia khususnya Jakarta yang didampingi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ani Yudhoyono.

Nah, peserta Muslim Exchange Program (MEP) Australia-Indonesia yang berkesempatan untuk salat Jumat di Masjid Istiqlal pun mengaku sangat terkesan dengan bangunannya yang megah.

"Sangat indah dan besar, amazing. Di sini banyak tembok-tembok tinggi dan masjidnya lebih besar dari masjid di Australia," ujar salah satu peserta MEP 2014, Laila Ibrahim, saat berbincang dengan Okezone di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (9/5/2014).

Menurut Laila, hubungan Islam di Indonesia dengan Islam di Australia cukup kondisif. Laila mengatakan, muslim di Indonesia harus belajar dengan muslim Australia demikian juga sebaliknya.

"Muslim di Indonesia mayoritas dan muslim di Australia minoritas, tapi kalau menurut saya misalnya muslim Australia inginnya sebagai minoritas diperlakukan dengan adil dan baik, jika muslim Indonesia ingin muslim Australia diperlakukan dengan adil dan baik, bagaimana mereka juga harus memperlakukan minoritas, apakah adil dan baik juga, jadi saling melihat," ucapnya.

Laila melanjutkan, mengenai toleransi beragama di Australia, Australia merupakan negara multikultural yang mempunyai banyak perbedaan kebudayaan di negeri Kanguru.

"Maksudnya, agama apapun bebas mempraktekkan ibadahnya masing-masing. Saya sangat bersyukur bahwa di Australia terdapat kebebasan menjalankan ibadah agamanya. Sehingga menurut saya, di sana saya juga harus menghormati umat yang beragama lain dan budaya lain, dengan menghormati orang lain saya juga akan menjaga supaya saya juga dihargai oleh orang lain," jelas dia. (ade)

sumber: Okezone.com

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More