Jakarta - Psikolog Politik Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk menilai banyaknya calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2014 membuat masyarakat bingung memilih. Apalagi, banyak caleg yang tidak dikenal baik secara pribadi, visi, dan misinya.
"Dari segi pengambilan keputusan, itu sulit. Misal Anda saya kasih mobil 5 merek, itu kan pasti pusing setengah mati memilihnya," kata Hamdi di sela acara peluncuran dan bedah buku 'Personal Branding; kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia Politik' karya Dewi Haroen di Toko Buku Gramedia, Matraman, Jakarta, Minggu (6/4/2014).
Dengan banyaknya pilihan yang membuat bingung, lanjut Hamdi, alhasil masyarakat hanya berpedoman pada partai politik. Sebab, secara psikologi masyarakat lebih mudah mengingat parpol ketimbang sosok.
"Paling gampang bagi pemilih itu mereka akan berpedoman pada partai," ujar Hamdi.
Pun begitu dengan yang terjadi pada Jokowi yang dicapreskan PDIP. Menurut Hamdi, PDIP hanya 'menjual' demi meraih suara sebanyak-banyaknya pada Plieg 9 April nanti.
"Itu jadi harapan PDIP, karena pesona Jokowi, pusat perhatiannya ke Jokowi. Dan Jokowi identik dengan partai, sehingga mungkin orang akan memilih PDIP saja," ungkapnya.
"Itu sebabnya Jokowi dipasang sebagai strategi kampanye untuk memenangkan dan mendongkrak suara PDIP. Terutama di Pileg, ke sananya (Pilpres) kita nggak tahu," tukas Hamdi. - See more at: http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2033233/pengamat-pdip-jual-jokowi-capres-mudahkan-pemilih#sthash.iBe55Ru2.dpuf
Jakarta -
Psikolog Politik Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk menilai
banyaknya calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2014 membuat
masyarakat bingung memilih. Apalagi, banyak caleg yang tidak dikenal
baik secara pribadi, visi, dan misinya.
"Dari segi pengambilan keputusan, itu sulit. Misal Anda saya kasih mobil 5 merek, itu kan pasti pusing setengah mati memilihnya," kata Hamdi di sela acara peluncuran dan bedah buku 'Personal Branding; kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia Politik' karya Dewi Haroen di Toko Buku Gramedia, Matraman, Jakarta, Minggu (6/4/2014).
Dengan banyaknya pilihan yang membuat bingung, lanjut Hamdi, alhasil masyarakat hanya berpedoman pada partai politik. Sebab, secara psikologi masyarakat lebih mudah mengingat parpol ketimbang sosok.
"Paling gampang bagi pemilih itu mereka akan berpedoman pada partai," ujar Hamdi.
Pun begitu dengan yang terjadi pada Jokowi yang dicapreskan PDIP. Menurut Hamdi, PDIP hanya 'menjual' demi meraih suara sebanyak-banyaknya pada Plieg 9 April nanti.
"Itu jadi harapan PDIP, karena pesona Jokowi, pusat perhatiannya ke Jokowi. Dan Jokowi identik dengan partai, sehingga mungkin orang akan memilih PDIP saja," ungkapnya.
"Itu sebabnya Jokowi dipasang sebagai strategi kampanye untuk memenangkan dan mendongkrak suara PDIP. Terutama di Pileg, ke sananya (Pilpres) kita nggak tahu," tukas Hamdi. - See more at: http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2033233/pengamat-pdip-jual-jokowi-capres-mudahkan-pemilih#sthash.iBe55Ru2.dpuf
"Dari segi pengambilan keputusan, itu sulit. Misal Anda saya kasih mobil 5 merek, itu kan pasti pusing setengah mati memilihnya," kata Hamdi di sela acara peluncuran dan bedah buku 'Personal Branding; kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia Politik' karya Dewi Haroen di Toko Buku Gramedia, Matraman, Jakarta, Minggu (6/4/2014).
Dengan banyaknya pilihan yang membuat bingung, lanjut Hamdi, alhasil masyarakat hanya berpedoman pada partai politik. Sebab, secara psikologi masyarakat lebih mudah mengingat parpol ketimbang sosok.
"Paling gampang bagi pemilih itu mereka akan berpedoman pada partai," ujar Hamdi.
Pun begitu dengan yang terjadi pada Jokowi yang dicapreskan PDIP. Menurut Hamdi, PDIP hanya 'menjual' demi meraih suara sebanyak-banyaknya pada Plieg 9 April nanti.
"Itu jadi harapan PDIP, karena pesona Jokowi, pusat perhatiannya ke Jokowi. Dan Jokowi identik dengan partai, sehingga mungkin orang akan memilih PDIP saja," ungkapnya.
"Itu sebabnya Jokowi dipasang sebagai strategi kampanye untuk memenangkan dan mendongkrak suara PDIP. Terutama di Pileg, ke sananya (Pilpres) kita nggak tahu," tukas Hamdi. - See more at: http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2033233/pengamat-pdip-jual-jokowi-capres-mudahkan-pemilih#sthash.iBe55Ru2.dpuf
Jakarta -
Psikolog Politik Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk menilai
banyaknya calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2014 membuat
masyarakat bingung memilih. Apalagi, banyak caleg yang tidak dikenal
baik secara pribadi, visi, dan misinya.
"Dari segi pengambilan keputusan, itu sulit. Misal Anda saya kasih mobil 5 merek, itu kan pasti pusing setengah mati memilihnya," kata Hamdi di sela acara peluncuran dan bedah buku 'Personal Branding; kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia Politik' karya Dewi Haroen di Toko Buku Gramedia, Matraman, Jakarta, Minggu (6/4/2014).
Dengan banyaknya pilihan yang membuat bingung, lanjut Hamdi, alhasil masyarakat hanya berpedoman pada partai politik. Sebab, secara psikologi masyarakat lebih mudah mengingat parpol ketimbang sosok.
"Paling gampang bagi pemilih itu mereka akan berpedoman pada partai," ujar Hamdi.
Pun begitu dengan yang terjadi pada Jokowi yang dicapreskan PDIP. Menurut Hamdi, PDIP hanya 'menjual' demi meraih suara sebanyak-banyaknya pada Plieg 9 April nanti.
"Itu jadi harapan PDIP, karena pesona Jokowi, pusat perhatiannya ke Jokowi. Dan Jokowi identik dengan partai, sehingga mungkin orang akan memilih PDIP saja," ungkapnya.
"Itu sebabnya Jokowi dipasang sebagai strategi kampanye untuk memenangkan dan mendongkrak suara PDIP. Terutama di Pileg, ke sananya (Pilpres) kita nggak tahu," tukas Hamdi. - See more at: http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2033233/pengamat-pdip-jual-jokowi-capres-mudahkan-pemilih#sthash.iBe55Ru2.dpuf
"Dari segi pengambilan keputusan, itu sulit. Misal Anda saya kasih mobil 5 merek, itu kan pasti pusing setengah mati memilihnya," kata Hamdi di sela acara peluncuran dan bedah buku 'Personal Branding; kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia Politik' karya Dewi Haroen di Toko Buku Gramedia, Matraman, Jakarta, Minggu (6/4/2014).
Dengan banyaknya pilihan yang membuat bingung, lanjut Hamdi, alhasil masyarakat hanya berpedoman pada partai politik. Sebab, secara psikologi masyarakat lebih mudah mengingat parpol ketimbang sosok.
"Paling gampang bagi pemilih itu mereka akan berpedoman pada partai," ujar Hamdi.
Pun begitu dengan yang terjadi pada Jokowi yang dicapreskan PDIP. Menurut Hamdi, PDIP hanya 'menjual' demi meraih suara sebanyak-banyaknya pada Plieg 9 April nanti.
"Itu jadi harapan PDIP, karena pesona Jokowi, pusat perhatiannya ke Jokowi. Dan Jokowi identik dengan partai, sehingga mungkin orang akan memilih PDIP saja," ungkapnya.
"Itu sebabnya Jokowi dipasang sebagai strategi kampanye untuk memenangkan dan mendongkrak suara PDIP. Terutama di Pileg, ke sananya (Pilpres) kita nggak tahu," tukas Hamdi. - See more at: http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2033233/pengamat-pdip-jual-jokowi-capres-mudahkan-pemilih#sthash.iBe55Ru2.dpuf
Jakarta -
Psikolog Politik Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk menilai
banyaknya calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2014 membuat
masyarakat bingung memilih. Apalagi, banyak caleg yang tidak dikenal
baik secara pribadi, visi, dan misinya.
"Dari segi pengambilan keputusan, itu sulit. Misal Anda saya kasih mobil 5 merek, itu kan pasti pusing setengah mati memilihnya," kata Hamdi di sela acara peluncuran dan bedah buku 'Personal Branding; kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia Politik' karya Dewi Haroen di Toko Buku Gramedia, Matraman, Jakarta, Minggu (6/4/2014).
Dengan banyaknya pilihan yang membuat bingung, lanjut Hamdi, alhasil masyarakat hanya berpedoman pada partai politik. Sebab, secara psikologi masyarakat lebih mudah mengingat parpol ketimbang sosok.
"Paling gampang bagi pemilih itu mereka akan berpedoman pada partai," ujar Hamdi.
Pun begitu dengan yang terjadi pada Jokowi yang dicapreskan PDIP. Menurut Hamdi, PDIP hanya 'menjual' demi meraih suara sebanyak-banyaknya pada Plieg 9 April nanti.
"Itu jadi harapan PDIP, karena pesona Jokowi, pusat perhatiannya ke Jokowi. Dan Jokowi identik dengan partai, sehingga mungkin orang akan memilih PDIP saja," ungkapnya.
"Itu sebabnya Jokowi dipasang sebagai strategi kampanye untuk memenangkan dan mendongkrak suara PDIP. Terutama di Pileg, ke sananya (Pilpres) kita nggak tahu," tukas Hamdi. - See more at: http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2033233/pengamat-pdip-jual-jokowi-capres-mudahkan-pemilih#sthash.iBe55Ru2.dpuf
"Dari segi pengambilan keputusan, itu sulit. Misal Anda saya kasih mobil 5 merek, itu kan pasti pusing setengah mati memilihnya," kata Hamdi di sela acara peluncuran dan bedah buku 'Personal Branding; kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia Politik' karya Dewi Haroen di Toko Buku Gramedia, Matraman, Jakarta, Minggu (6/4/2014).
Dengan banyaknya pilihan yang membuat bingung, lanjut Hamdi, alhasil masyarakat hanya berpedoman pada partai politik. Sebab, secara psikologi masyarakat lebih mudah mengingat parpol ketimbang sosok.
"Paling gampang bagi pemilih itu mereka akan berpedoman pada partai," ujar Hamdi.
Pun begitu dengan yang terjadi pada Jokowi yang dicapreskan PDIP. Menurut Hamdi, PDIP hanya 'menjual' demi meraih suara sebanyak-banyaknya pada Plieg 9 April nanti.
"Itu jadi harapan PDIP, karena pesona Jokowi, pusat perhatiannya ke Jokowi. Dan Jokowi identik dengan partai, sehingga mungkin orang akan memilih PDIP saja," ungkapnya.
"Itu sebabnya Jokowi dipasang sebagai strategi kampanye untuk memenangkan dan mendongkrak suara PDIP. Terutama di Pileg, ke sananya (Pilpres) kita nggak tahu," tukas Hamdi. - See more at: http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2033233/pengamat-pdip-jual-jokowi-capres-mudahkan-pemilih#sthash.iBe55Ru2.dpuf
Jakarta -
Psikolog Politik Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk menilai
banyaknya calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2014 membuat
masyarakat bingung memilih. Apalagi, banyak caleg yang tidak dikenal
baik secara pribadi, visi, dan misinya.
"Dari segi pengambilan keputusan, itu sulit. Misal Anda saya kasih mobil 5 merek, itu kan pasti pusing setengah mati memilihnya," kata Hamdi di sela acara peluncuran dan bedah buku 'Personal Branding; kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia Politik' karya Dewi Haroen di Toko Buku Gramedia, Matraman, Jakarta, Minggu (6/4/2014).
Dengan banyaknya pilihan yang membuat bingung, lanjut Hamdi, alhasil masyarakat hanya berpedoman pada partai politik. Sebab, secara psikologi masyarakat lebih mudah mengingat parpol ketimbang sosok.
"Paling gampang bagi pemilih itu mereka akan berpedoman pada partai," ujar Hamdi.
Pun begitu dengan yang terjadi pada Jokowi yang dicapreskan PDIP. Menurut Hamdi, PDIP hanya 'menjual' demi meraih suara sebanyak-banyaknya pada Plieg 9 April nanti.
"Itu jadi harapan PDIP, karena pesona Jokowi, pusat perhatiannya ke Jokowi. Dan Jokowi identik dengan partai, sehingga mungkin orang akan memilih PDIP saja," ungkapnya.
"Itu sebabnya Jokowi dipasang sebagai strategi kampanye untuk memenangkan dan mendongkrak suara PDIP. Terutama di Pileg, ke sananya (Pilpres) kita nggak tahu," tukas Hamdi. - See more at: http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2033233/pengamat-pdip-jual-jokowi-capres-mudahkan-pemilih#sthash.iBe55Ru2.dpuf
"Dari segi pengambilan keputusan, itu sulit. Misal Anda saya kasih mobil 5 merek, itu kan pasti pusing setengah mati memilihnya," kata Hamdi di sela acara peluncuran dan bedah buku 'Personal Branding; kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia Politik' karya Dewi Haroen di Toko Buku Gramedia, Matraman, Jakarta, Minggu (6/4/2014).
Dengan banyaknya pilihan yang membuat bingung, lanjut Hamdi, alhasil masyarakat hanya berpedoman pada partai politik. Sebab, secara psikologi masyarakat lebih mudah mengingat parpol ketimbang sosok.
"Paling gampang bagi pemilih itu mereka akan berpedoman pada partai," ujar Hamdi.
Pun begitu dengan yang terjadi pada Jokowi yang dicapreskan PDIP. Menurut Hamdi, PDIP hanya 'menjual' demi meraih suara sebanyak-banyaknya pada Plieg 9 April nanti.
"Itu jadi harapan PDIP, karena pesona Jokowi, pusat perhatiannya ke Jokowi. Dan Jokowi identik dengan partai, sehingga mungkin orang akan memilih PDIP saja," ungkapnya.
"Itu sebabnya Jokowi dipasang sebagai strategi kampanye untuk memenangkan dan mendongkrak suara PDIP. Terutama di Pileg, ke sananya (Pilpres) kita nggak tahu," tukas Hamdi. - See more at: http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2033233/pengamat-pdip-jual-jokowi-capres-mudahkan-pemilih#sthash.iBe55Ru2.dpuf
0 komentar:
Posting Komentar