Kompas.com - Mereka hanya merokok pada kesempatan
tertentu, terutama saat sedang bersosialisasi dengan teman. Para perokok
tersebut sering disebut dengan "perokok sosial". Meski frekuensi
merokok mereka tergolong jarang, nyatanya bahaya kesehatannya sama saja
dengan perokok berat.
Para ilmuwan sampai saat ini tidak
menemukan batasan "aman" dari merokok. Dengan kata lain, sering merokok
atau merokok kadang-kadang memiliki efek buruk pada tubuh, bahkan hingga
tingkat sel.
Selain merusak paru, risiko kesehatan yang mengancam antara lain:
- Gangguan kesuburan
Menghisap
rokok akan membuat rahim mengalami penuaan lebih cepat, mengganggu
produksi estrogen dan merusak DNA sel telur. Hal ini akan memicu
gangguan kesuburan dan menopause lebih dini.
- Kanker payudara
Zat-zat
beracun pada rokok akan mendorong sel-sel payudara berubah menjadi
kanker. Sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal National Cancer
Institute menyebutkan, wanita perokok beresiko kanker payudara 24 persen
lebih tinggi dibanding yang bukan perokok.
- Kanker kolon
Risiko
seorang wanita terkena kanker kolon akan meningkat dua kali lipat
dibanding risiko pada pria, jika mereka memiliki kebiasaan merokok.
- Kerusakan DNA
Meski
hasil pemeriksaan rontgen paru para perokok sosial menunjukkan hasil
yang normal, ternyata ketika diperiksa hingga level sel terjadi
perubahan sel-sel menjadi prakanker.
Banyak perokok sosial yang berdalih mereka hanya merokok beberapa batang dalam seminggu. "Saya cuma merokok saat hang out
dengan teman," begitu alasannya. Padahal, frekuensi sosialisasi tanpa
disadari cukup sering. Selain itu penelitian menunjukkan, rokok ternyata
lebih menimbulkan kecanduan dibanding dengan heroin atau kokain. Tak
heran jika mereka juga beresiko tinggi terkena penyakit.
0 komentar:
Posting Komentar