Solopos.com,SEMARANG —
Universitas Negeri Semarang (Unnes) menjadikan nilai ujian nasional
(UN) sebagai salah satu dasar seleksi masuk perguruan tinggi tersebut
dengan bobot sekitar 10 persen-20 persen. “Kami sedang lakukan
pengkajian untuk menentukan bobot nilai UN untuk seleksi masuk. Tetapi,
kisarannya antara 10-20 persen,” kata Rektor Unnes Fathur Rokhman di
Semarang, Selasa (4/3/2014).
Ia
menjelaskan nilai UN pada tahun ini dijadikan salah satu dasar untuk
seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN), dan Unnes
berkomitmen untuk menaati kebijakan yang diterapkan tersebut. Bahkan,
kata dia, Unnes akan memakai hasil UN siswa sebagai acuan untuk seluruh
jalur masuk, baik seleksi nasional masuk PTN (SNMPTN), seleksi bersama
masuk PTN (SBMPTN), hingga seleksi jalur mandiri.
Menurut
dia penentuan bobot nilai UN sebagai salah satu dasar seleksi masuk PTN
memang menjadi kewenangan masing-masing PTN, tetapi diharapkan tidak
terjadi ketimpangan antara PTN satu dan lainnya. Fathur mengakui tidak
semua PTN memberikan porsi besar bagi hasil UN sebagai salah satu acuan
seleksi mahasiswa, sebab setiap PTN memiliki pertimbangan sendiri dalam
penyelenggaraan seleksi mahasiswa baru.
“Nanti akan ada rapat Majelis Rektor PTN. Kami kan
juga perlu berkonsultasi dengan rektor-rektor PTN lainnya agar terlalu
jauh perbedaan bobot [UN dalam seleksi] yang ditentukan,” katanya.
Berkaitan
dengan sejumlah pelanggaran yang terjadi dalam pelaksanaan UN, ia
mengakui, tetapi hanya terjadi secara kasuistis sehingga tidak bisa
digeneralisir dengan pelaksanaan UN secara umum. Untuk pelaksanaan UN
selama ini secara umum, kata dia, sudah bisa mencerminkan hasil yang
valid, mulai dari bobot soalnya hingga pelaksanaannya, apalagi kalangan
perguruan tinggi juga ikut mengawasi.
“Kalau
kami, dasarnya melihat tren hasil UN dari tahun ke tahun dengan
prestasi yang diraih mahasiswa. Dari situ kan terlihat. Sah-sah saja
jika hasil UN jadi salah satu dasar masuk PTN,” katanya.
Meski
demikian, kata dia, tidak serta-merta hasil UN bisa langsung menentukan
lolos seleksi, sebab sebagian besar bobot diberikan pada nilai rapor
selama lima semester dan prestasi yang diraih siswa. “Jadi, kami berikan
bobot 10-20 persen untuk UN, sementara 80 persennya dasarnya ya dari
nilai rapor dan prestasi yang diraih siswa. Hasil UN itu hanya sebagai
salah satu dasar atau acuan,” kata Fathur.
0 komentar:
Posting Komentar