TEMPO.CO, Yogyakarta: Komunitas
Jazz Yogyakarta bernama Etawa Jazz Club menghadirkan kolaborasi musik
jazz dan etnik dalam Java Jazz 2014. Gelaran musik jazz tahunan ke-10
ini berlangsung pada 28 Februari-2 Maret 2014 di JIExpo Kemayoran,
Jakarta.
Penggagas komunitas jazz Yogyakarta Etawa Jazz Club, Agung
Prasetyo, mengatakan kelompok band yang tampil dalam Java Jazz adalah
Farah Di Band dan Trilogy. Dua kelompok jazz ini berhimpun dalam Etawa
Jazz Club. Farah Di Band akan membawakan lima lagu, yakni Caravan,
Cublak-Cublak Suweng, Suwe Ora Jamu, New York, New York, dan Spain.
Farah Di Band tampil Sabtu sore, 1 Maret. Sedangkan, Trilogy tampil
Minggu malam dengan membawakan lagu yang mereka komposisikan sendiri.
Ia
menyatakan, dua kelompok band ini mengkolaborasikan musik jazz
berinstrumen diatonis dan instrumen etnik. Mereka juga akan memainkan
alat musik tradisional. "Nuansa etnik kental pada penampilan kali ini,"
kata Agung, Jumat, 28 Februari 2014.
Menurut dia, kelompok jazz dari Yogyakarta punya dua lagu
unggulan untuk pertunjukan musik Java Jazz, yakni Cublak-cublak Suweng
dan Suwe Ora Jamu. Kedua lagu ini mewakili musik bernuansa etnik.
Pemusik akan memadukan bunyi musik jazz dan musik tradisional. Mereka
memainkan alto saksofon, tenor saksofon, terumpet, etnik drum, gitar,
dan kontrabass.
Ada juga alat musik tradisional,
yakni kendang Sunda, suling, kendang Bali, gangsa bali, gambang, bonang,
saron, dan taganing. "Peniup terumpet sekaligus jadi sinden," kata dia.
Sinden ini mengiringi lagu khas dolanan anak di Jawa berjudul
Cublak-cublak Suweng dan Suwe Ora Jamu.
Dua kelompok
band itu berlatih selama enam hari sebelum berangkat ke Jakarta. Mereka
latihan di kedai susu kambing Etawa, Jalan Ringroad Utara, Condong
Catur, Sleman,Yogyakarta. Farah Di Band beranggotakan 10 orang.
Sedangkan, Trilogy tiga orang.
sumber: Tempo.co
0 komentar:
Posting Komentar