Senin, 03 Maret 2014

Cara Mengenali Dan Mengatasi Chikungunya



Seperti diketahui, penyakit Chikungunya disebabkan Alphavirus dari keluarga Togaviridae. Virus itu ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk yang sama juga menularkan penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Meski masih bersaudara dengan demam berdarah, penyakit ini tidak mematikan. Gejala utama terkena penyakit chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang, ada yang menamainya sebagai demam tulang atau flu tulang.
Virus yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti ini akan berkembang biak dalam tubuh manusia. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daeah endemis.
Secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi selama lima hari sehingga dikenal istilah demam lima hari. Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak, kulit kemerahan. Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5 hari. Mata biasanya merah disertai tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang demam.

Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah.
Pada umumnya, demam pada anak hanya berlangsung selama tiga hari dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai perdarahan maupun shock. Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian. Dengan istirahat cukup , obat demam, kompres, serta antisipasi terhadap kejang demam, penyakit ini biasanya sembuh sendiri dalam tujuh hari.
Berbeda dengan demam berdarah, penyakit ini tergolong demam ringan dan tidak menimbulkan kematian. Demam Chikungunya ditandai dengan demam tinggi disertai nyeri sendi dan otot, disusul dengan bintik-bintik merah di sekujur tubuh. Kadang-kadang penderita mual dan muntah-muntah. Penyakit ini biasa ditemukan di Afrika, India, dan Asia Tenggara. Selain pada manusia, juga mnyerang binatang, seperti kera, burung, dan lain-lain.
Sejauh ini, belum ditemukan obat antivirusnya, akan tetapi para ilmuwan terus-menerus meneliti di laboratorium untuk menangkal penyakit ini. Penyakit ini dapat dicegah dengan menghindari gigitan nyamuk yang menularkan penyakit itu dan sudah tersedia vaksin pencegahannya.
Penyakit yang gejalanya mirip demam berdarah dengue (DBD) ini tidak fatal. Penderita bisa sembuh dalam beberapa hari dengan istirahat yang cukup, banyak minum air dan makan makanan bergizi. Obat-obatan yang diberikan pun biasanya hanya untuk mengurangi gejala saja, seperti penurun panas dan penghilang rasa nyeri.
Penyakit ini bersifat self limiting disease dan bisa sembuh sendiri, termasuk gejala kelumpuhan sementara, asalkan kondisi fisik dipulihkan. Namun yang lebih penting lagi adalah untuk memutuskan siklus penularan penyakit ini dengan cara membasmi nyamuk-nyamuk tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More