Senin, 10 Maret 2014

SNMPTN 2014 Dituding Diskriminatif

Mendikbud M Nuh bersama mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial Unpad Usep Rohmat. Keterbatasan fisik tidak menghalangi Usep menjadi mahasiswa berprestasi lewat program Bidikmisi. (Foto: dok. Unpad) 

JAKARTA - Tiga minggu menjelang penutupan pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2014, mencuat tudingan bahwa pintu utama masuk kampus negeri ini kental dengan nuansa diskriminasi. Hal tersebut dicetuskan oleh LBH Jakarta, Yayasan Cahaya Guru, Forum Serikat Guru Indonesia (FSGI) dan para pemerhati pendidikan.

Menurut mereka, seharusnya setiap orang berkesempatan mendapat pendidikan di perguruan tinggi tanpa diskriminasi. Kenyataannya, meruap aroma diskriminasi terhadap penyandang disabilitas dalam SNMPTN. 

Sekjen FSGI Retno Listyarti menjelaskan, website  resmi yang dikelola oleh panitia SNMPTN 2014 dan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia mencantumkan syarat-syarat mahasiswa tidak tuna netra, tidak tuna rungu, tidak tuna wicara, tidak tuna daksa, tidak buta warna keseluruhan dan tidak buta warna keseluruhan maupun sebagian.

"Ketentuan ini sangat diskriminatif untuk penyandang disabilitas/difabel untuk menjadi mahasiswa di perguruan tinggi negeri. Padahal Indonesia telah meratifikasi konvenan hak-hak penyandang disabilitas yang memandatkan pemerintah harus memenuhi hak pendidikan penyandang disabilitas," kata Retno dalam undangan Konferensi Pers kepada Okezone, Senin (10/3/2014).

Ketika Okezone menelusuri laman resmi SNMPTN, ketentuan tentang disabilitas tadi memang tercantum pada sublaman Panduan Pendaftaran SNMPTN untuk siswa. Pada sublaman tersebut dipaparkan, syarat tidak tuna netra, tidak tuna rungu, tidak tuna wicara, tidak tuna daksa, dan tidak buta warna keseluruhan maupun sebagian tersebut tercantum di antaranya dalam kolom pilihan program studi Biologi, Fisika dan Ilmu Keolahragaan. (rfa)

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More